Jumat, 16 September 2016 17:51
(Nagano) Gunung Fuji kini menjadi daerah tujuan wisata yang populer di kalangan wisatawan asing, seiring dengah meningkatnya jumlah wisatawan asal mancanegara yang berkunjung ke Jepang. Gunung berapi yang tingginya sekitar 3.776 meter itu terbentang dari Yamanashi sampai Shizuoka, dan telah dimasukan kedalam daftar warisan dunia UNESCO pada tahun 2013 sebagai lokasi ibadah dan pusat kesenian.
Setiap tahunnya sekitar 200.000 orang mendaki gunung Fuji melalui jalur Yoshida yang menuju puncak gunung tertinggi di Jepang dari sisi utara yang masuk daerah Prefektur Yamanashi.
Menurut hasil survei Kementerian Lingkungan yang dilaksanakan pada bulan Agustus tahun lalu, pada hari kerja wisatawan asing persentasenya sekitar 30 persen pendaki gunung dan 20 persen di akhir pekan.
Willer Travel Inc. Agen perjalanan yang berkantor di Osaka, belum lama ini menyelenggarakan tur berkelompok ke Gunung Fuji, yang diikuti sekitar 23 orang berasal dari Amerika Serikat, delapan negara Eropa, Asia dan negara lainnya.
Mike Powell, (31 tahun) dari Amerika Serikat, yang ikut serta dalam tur ini bersama dengan istrinya menyatakan mereka ingin mendaki gunung paling terkenal di Jepang.
Seperti yang disampaikan Powell, wisatawan mancanegara sering mengunjungi Gunung Fuji sebagai lokasi wisata dan bukannya sebagai Gunung yang harus ditaklukkan.
Dalam bis menuju ke Gunung Fuji, pemandu wisata Kodama Eri (23 tahun), menjelaskan kepada para peserta agar naik dengan perlahan, untuk menghindari takut ketinggian.
"Sangat penting untuk memberikan instruksi bersamaan dengan penjelasan mengenai alasannya kepada wisatawan asing, karena banyak wisatawan asing yang tidak mempunyai pengalaman mendaki gunung, sehingga saya memberikan perhatian lebih dalam memandu mereka," ujar Kodama.
Anggota kelompok tur terlebih dahulu melakukan latihan pemanasan agak lama sebelum mendaki gunung.
Mulai dari stasiun tujuh, pendakiannya mulai sulit karena jalur yang dilalui kian curam, dan lautan awan membentang dibawah para pendaki.
"Indah," ujar Toh Xiao Yu (26 tahun) asal Singapura, yang menurutnya tidak ada lokasi di negerinya yang menyajikan pemandangan serupa.
Kelompok ini membutuhkan waktu enam setengah jam untuk mencapai pondok di atas gunung untuk tempat mereka bermalam.
Jumlah wisatawan asing mencapai 40 persen dari keseluruhan tamu yang bermalam, ungkap Kajihara Akira (71 tahun), yang mengelola pemondokan. "Saya berterimakasih mereka datang disaat jumlah pengunjung domestik kian turun," katanya.
Pada tahun 2015 silam, Kementerian Lingkungan melakukan survei dan hasilnya lebih dari 70 persen pengelola pemondokan di Gunung Fuji menyatakan jumlah tamu asing meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Anggota kelompok tur bangun pada pukul 1 pagi keesokan harinya dan mulai mendaki puncak sambil menggunakan lampu kepala, yang dicapai dalam waktu sekitar dua jam, melihat matahari terbit dari balik awan.
Salah seorang dari anggota kelompok tur ini menyatakan pemandangan itu seperti di surga.
Sekitar 75 persen dari wisatawan mancanegara yang melakukan pendakian gunung menyatakan melihat matahari terbit di Gunung Fuji, dan hampir 85 persen menyatakan "sangat puas" dengan pengalaman itu.
Setelah turun dari puncak gunung, para peserta mengunjungi onsen untuk beristirahat.
"Hal menarik dari mendaki Gunung Fuji ialah wisatawan dari latar belakang yang berbeda memiliki tujuan yang sama dan disaat bersamaan berupaya saling memahami satu dengan lainnya," kata Kodama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar